Lima negara paling sukses pindahkan ibu kota

1.  Rusia
Sejak abad ke-14 hingga 1712, Moskow menjadi ibu kota dari Kerajaan Rusia. Setelah itu ibu kota Negara Beruang Merah itu dipindahkan ke St. Petersburg agar lebih dekat ke Eropa. Namun pada 1918 setelah Perang Dunia Pertama, Moskow kembali jadi Ibu Kota Rusia.

Data 2010 menunjukkan ada 11,5 juta warga tinggal di Moskow. Kota dengan luas 2.511 kilometer persegi ini menjadi pusat pemerintahan, politik, ekonomi, budaya dan ilmu pengetahuan Rusia

2. India
Kota Kalkutta di sebelah timur India menjadi ibu kota India saat masih dikuasai Inggris hingga 1911. Pemerintah Inggris kemudian memindahkan ibu kota itu ke kota sebelah utara yakni Delhi untuk menjalankan administrasi pemerintahan yang lebih baik.

Akhirnya New Delhi dinyatakan sebagai ibu kota India pada 1947 saat proklamasi kemerdekaan.

Kota metropolitan seluas 1.484 kilometer persegi ini dihuni sekitar 11 juta jiwa.
3. Brasil
 Karena terlalu padat, ibu kota Brasil akhirnya dipindahkan dari Rio de Janeiro ke Brasilia pada 1961.

Ibu kota baru yang memang sudah disiapkan itu berkembang pesat dan dinilai sukses serta menjadi contoh bagi negara lain yang ingin memindahkan ibu kota.

Tahun lalu ada sekitar 2,85 juta penduduk di kota ini. Brasilia menjadi kota keempat terpadat di Brasil.
4. Nigeria
Negara di wilayah tengah Benua Afrika ini akhirnya memindahkan ibu kotanya dari Lagos ke Abuja pada 1991. Alasannya, Lagos sudah terlalu padat oleh penduduk.

Abuja juga dipilih karena kota ini dinilai lebih netral di tengah banyaknya etnis dan kelompok agama di Nigeria. Kota ini juga mempunyai cuaca tropis yang lebih bersahabat.

Data populasi pada 2012 menyebutkan ada 979 ribu penduduk di kota seluas 713 kilometer persegi ini
5. Mesir
Pemerintah Mesir mengumumkan rencana pembangunan ibu kota baru. Rencananya, pusat pemerintahan baru ini akan didirikan di sebelah timur Ibu Kota saat ini, Kairo. Kota yang belum diberi nama itu akan berada persis di tepi Laut Merah.

BBC melaporkan, Senin (16/3), Kairo kini dianggap terlalu padat. Jumlah penduduk mencapai 18 juta jiwa. Alhasil, kemacetan, kemiskinan, dan penataan ruang publik sudah mustahil dilakukan.

Menteri Perumahan Mesir Mustafa Madbouly mengatakan dana yang dianggarkan untuk membangun ibu kota baru ini mencapai USD 45 miliar (setara Rp 594 triliun). Dia menyatakan pemerintahan Negeri Piramida memang tidak mau setengah-setengah memindahkan ibu kota.

"Gagasan membangun ibu kota baru ini berdasarkan proyeksi bahwa populasi Kairo akan meningkat dua kali lipat 40 tahun lagi," ujarnya dalam seminar di Sharm el-Sheikh akhir pekan lalu.

Selain memindahkan seluruh gedung kementerian dan kedutaan negara-negara sahabat, Mesir harus membangun bandar udara internasional baru dekat ibu kota ini. Di sisi lain, Madbouly menyatakan kota yang belum diberi nama ini akan mendapat pasokan energi dari papan tenaga surya.

Untuk akomodasi, dibangun pula 40 ribu kamar hotel, 2.000 sekolah, dan 18 rumah sakit. Total jalan raya yang dibutuhkan untuk mendukung transportasi umum mencapai 9.656 kilometer. Ibu Kota baru ini bisa menampung 5 juta penduduk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Era Soekarno

Era JokoWi